BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan bangsa dimasa yang akan
datang sangat bergantung pada kondisi kesehatan anak saat ini. Dalam rencana
pembangunan kesehatan 2010 terdapat beberapa program unggulan yang berhubungan
dengan kesehatan salah satunya adalah kesehatan ibu dan anak termasuk perawatan
payudara selama kehamilan. (Bangfad, 2008).
Perawatan payudara dilakukan dengan
tujuan untuk mempersiapkan laktasi pada waktu postpartum. Jika seorang ibu
hamil tidak melakukan perawatan payudara selama kehamilan dengan baik dan hanya
melakukan perawatan menjelang melahirkan atau setelah melahirkan, maka sering
dijumpai kasus-kasus yang akan merugikan ibu dan bayi, bahkan dapat berpengaruh
terhadap produksi ASI.
1
|
Hingga saat ini jumlah wanita yang
memilih menyusui sendiri bayinya mulai berkurang. Jumlah terendah terjadi
di tahun-tahun awal tujuh puluhan ketika kurang dari 40% yang memilih Air Susu
Ibu (ASI), dan pada minggu keenam setelah melahirkan, kurang dari 20% memberikan
ASI kepada bayinya. Sejak itu kemudian ada kecenderungan untuk kembali
memberikan ASI, khususnya diantara wanita kelas menengah, dan sekarang 75%
wanita mulai menyusui bayinya, dan 35% masih menyusui 3 bulan kemudian (Jones,
Derek Llewellyn, 2005).
Perawatan payudara selama kehamilan
adalah salah satu bagian penting yang harus diperhatikan sebagai persiapan
dalam pemberian ASI. (Saryono – Pramitasari, 2009).
Pada kenyataannya banyak ibu hamil
mengabaikan perawatan payudara. Ini dikarenakan ibu malas atau sesungguhnya ibu
belum mengetahui manfaatnya. (Dedek. 2008).
Apabila selama kehamilan ibu tidak
melakukan perawatan payudara dan perawatan tersebut hanya dilakukan pasca
persalinan, maka akan menimbulkan beberapa permasalahan, seperti ASI tidak
keluar atau ASI keluar setelah beberapa hari kemudian, puting susu tidak
menonjol sehingga bayi sulit menghisap, produksi ASI sedikit, dan tidak cukup
dikonsumsi bayi, infeksi pada payudara, payudara bengkak, bernanah, dan muncul
benjolan di payudara.
Berdasarkan hasil Laporan PWS KIA
Puskesmas Labuhan Lombok Tahun 2012 diketahui bahwa jumlah sasaran atau target
pemberian ASI ekslusif baru mencapai 352 ibu (69,70%) dari jumlah keseluruhan
ibu primigravida sebanyak 102 ibu, sedangkan target yang diharapkan yaitu
sebesar 90% (Profil Puskesmas Labuhan Lombok, 2011).
Dari hasil survey yang peneliti
lakukan di Puskesmas Labuhan Lombok pada tanggal 25 Desember 2011, penulis
menemui 7 orang ibu yang ingin mengimunisasi bayinya dari usia 0-10 bulan,
diketahui 4 orang diantaranya memiliki bayi usia 0-4 bulan yang diberikan
makanan pendamping dan susu Formula dikarenakan ibu sibuk bekerja, sedangkan 3
orang lainnya memberikan ASI namun tidak mencapai 6 bulan, tapi hanya 3 bulan
dengan alasan ASI tidak keluar.
Hal ini memberikan gambaran tentang
kurangnya persiapan ibu untuk mempersiapkan proses menyusui terutama dalam masa
kehamilan yang memberikan yang memberikan
dampak terhadap proses menyusui selanjutnya.
Berdasarkan uraian di atas, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan Ibu Primigravida
Dengan Perawatan Payudara Pada Ibu Hamil di Puskesmas Labuhan Lombok Tahun 2012”.
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai latar belakang
di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini “Bagaimanakah Hubungan Pengetahuan
Ibu Primigravida dengan Perawatan Payudara Pada Ibu Hamil di Puskesmas Labuhan
Lombok Tahun 2012?”.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Primigravida
dengan Perawatan Payudara Pada Ibu Hamil di Puskesmas Labuhan Lombok Tahun 2012.
1.3.2
Tujuan
Khusus
1.
Mengindentifikasi pengetahuan ibu primigravida pada ibu
hamil di Puskesmas Labuhan Lombok.
2.
Mengidentifikasi perawatan payudara ibu primigravida di
Puskesmas Labuhan Lombok.
3.
Menganalisis hubungan pengetahuan ibu primigravida dengan
perawatan payudara pada ibu hamil di Puskesmas Labuhan Lombok.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1
Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti
tentang perawatan payudara pada ibu hamil.
1.4.2
Bagi Masyarakat
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dan pengetahuan
ibu hamil khususnya ibu hamil.
1.4.3
Bagi Tempat
Penelitian
Sebagai bahan masukan bagi bidan dalam meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan khususnya tentang perawatan payudara pada ibu hamil.
1.4.4
Bagi Pendidikan
Dapat dijadikan sebagai referensi atau sumber
informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya dan bahan bacaan bagi
mahasiswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1
Definisi
Pengetahuan
Pengetahuan adalah Informasi atau maklumat yang
diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan tidak dibatasi pada
deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara
probabilitas adalah benar-benar atau berguna (Agung, 2008).
Pengetahuan juga dapat berupa berbagai gejala yang
ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul
ketika seorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau
kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya.
Misalnya, ketika orang mencicipi masakan yang baru dikenalnya ia akan
mendapatkan makanan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan
tersebut (Inwar, 2008).
6
|
Penelitian Rogers, mengungkapkan bahwa sebelum orang
mengadopsi perilaku baru dalam diri orang tersebut menjadi proses berurutan,
yakni :
1)
Awarenes (kesadaran),
dimana orang tersebut menyadari pengetahuan terlebih dahulu terhadap stimulus.
2)
Interest
(tertarik) dimana orang mulai tertarik dengan stimulus.
3)
Evaluation
(mengevaluasi), menimbang-nimbang terhadap baik tidaknya stimulus tersebut bagi
dirinya. Hal ini berarti sikap sampel sudah lebih baik.
4)
Trial
(mencoba), dimana subjek mulai mecoba melakukan sesuatu dengan apa yang
dikehendaki oleh stimulus.
5)
Adoption (penerimaan),
subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya
terhadap stimulus.
2.1.2
Tingkat
Pengetahuan
Notoatmodjo mengemukakan yang dicakup dalam domain
kognitif yang mempunyai enam tingkatan, pengetahuan mempunyai tingkatan sebagai
berikut (Notoatmodjo, 2005) :
1.
Tahu (Know)
Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi
yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkatan ini
adalah mengingat kembali (Recall) terhadap
suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” adalah merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang itu tahu tentang apa yang
dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan
sebagainya.
2.
Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah paham
terhadap objek suatu materi harus dapat menjelaskan, menyimpulkan, dan
meramalkan terhadap objek yang dipelajari.
3.
Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi sebenarnya. Aplikasi disini dapat
diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode prinsip dan
sebagainya dalam konteks atau situasi lain.
4.
Analisis (Analilysis)
Analisis merupkaan suatu kemampuan untuk menjabarkan
suatu materi ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam struktur
organisasi tersebut yang masih ada kaitannya antara satu dengan lainnya.
5.
Sintesis (Synthesis)
Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyususn formulasi yang
ada.
6.
Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
2.1.3
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pengetahuan
1.
Umur
Umur adalah lamanya hidup yang dihitung sejak dilahirkan
hingga penelitian ini dilakukan. Umur merupakan periode penyesuaian terhadap
pola-pola kehidupan yang baru dan harapan-harapan baru. Pada masa ini merupakan
usia produktif masa bermasalah, masa ketegangan emosi, masa keterampilan,
sosial, masa komitmen, masa ketergantungan, masa perubahan ini, masa
penyesuaian dengan cara hidup baru, masa kreatif. Pada dewasa ini ditandai oleh
adanya perubahan “jasmani dan mental”, semakin bertambah umur seseorang akan
semakin tinggi wawasanyang diperoleh apabila umur seseorang makin muda maka
akan mempengaruhi tingkat pengetahuannya.
(Notoatmodjo, 2007)
2.
Pendidikan
Pendidikan proses menumbuh kembangkan seluruh
kemampuan dan prilaku manusia melalui pengajaran, sehingga dalam pendidikan
perlu dipertimbangkan umur (proses perkembangan klien) dan hubungan dengan
proses belajar. Tingkat pendidikan juga merupakah salah satu faktor yang
mempengaruhi persepsi untuk lebih mudah menerima ide dan teknologi baru.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan
bertambah pengalaman yang mempengaruhi wawasan dan pengetahuan. Adapun tujuan
yang hendak dicapai melalui pendidikan alat untuk mengubah pengetahuan, sikap
dan persepsi serta menambah tingkah laku atau kebiasaan yang baru. (Notoatmodjo, 2007)
3.
Pekerjaan
Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan sehari-hari
untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari
dimana semua bidang pekerjaan umumnya diperlukan adanya hubungan sosial antara
satu sama lain, setiap orang harus dapat bergaul dengan teman sejawat walaupun
dengan atasan sehingga orang yang hubungan sosialnya luas akan lebih tinggi
pengetahuannya dibandingkan dengan orang yang kurang hubungan sosial dengan
orang lain.
2.2 Kehamilan
2.2.1. Definisi Kehamilan
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan
fisiologis. Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, yang telah
mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria sangat
besar kemungkinan akan mengalami kehamilan (Mandriwati, 2008).
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan Janin
intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan.
Lamanya kehamilan dari ovolasi sampai partus kira-kira 280 hari (40 minggu),
dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) (Prawirohardjo, 2007).
Kehamilan berarti mulainya kehidupan berdua dimana ibu
mempunyai tugas penting untuk memelihara janinnya sampai cukup bulan dan
menghadapi proses persalinan.
1. Perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu
hamil selama kehamilan
Kehamilan merupakan suatu saat yang menyenangkan dan
dinantikan, tetapi dapat menimbulkan kegelisahan dan keprihatinan karena
kehamilan akan mengakibatkan seluruh sistem tubuh yang cukup mendasar. Tentunya
perubahan ini akan menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim. Setelah janin lahir perubahan-perubahan akan kembali seperti keadaan
semula. Pada dasarnya perubahan sistem tubuh wanita hamil terjadi karena
pengaruh berbagai hormon.
Berikut ini diuraikan beberapa perubahan yang dialami
ibu selama kehamilannya adalah :
a.
Mual dan muntah
Mual dan muntah adalah tanda kehamilan yang biasanya
muncul pada trimester pertama dan biasanya terjadi pada pagi hari. Mual dan
muntah sering muncul bila mencium bau tertentu, misalnya : bau makanan, bau
wewangian, dll. Cara mengatasinya adalah makan dalam jumlah sedikit tapi
sering, hindari makanan yang berbumbu, tidak merokok, bangun pagi makan biskuit
(Salmah, 2006).
b.
Perubahan pada payudara
Perubahan pada payudara yang membawa pada fungsi
laktasi yaitu meningkatkanya berat payudara hingga mencapai 500 gram untuk
masing-masing payudara, vena permukaan akan terlihat, puting susu tampak lebih
besar lebih tegak dan lebih gelap warnanya, areola menjadi lebih gelap.
Peningkatan sensivitas dan rasa geli mungkin dialami. Yang harus dilakukan adalah
memakai bra yang menyokong payudara, bersihkan payudara dengan air hangat,
rawat puting dengan membersihkannya dari kerak kolostrum
c.
Sering buang air kecil
Dengan pembesaran yang terjadi pada bulan-bulan
pertama kehamilan, uterus akan menekan kandung kemih. Setelah usia kehamilan 3
bulan, uterus keluar dari dalam rongga panggul dan fungsi kandung kemih kembali
normal. Pada kehamilan menjelang aterm keinginan sering buang timbul kembali
karena bayi akan masuk ke dalam rongga panggul. Cara mengatasinya adalah
upayakan kencing teratur, kurangi minum sebelum tidur malam, hindari minuman
yang mengandung kafein
d.
Keputihan
Keputihan adalah cairan vagina yang agak kental
biasanya berwarna jernih. Ini terjadi karena serviks terangsang oleh hormon
sehingga menebal, hiperaktif dan mengeluarkan banyak lendir. Keputihan sulit
dicegah, biarkan pakai pembalut, jaga kebersihan vulva, sering ganti pakaian
dalam. Dan bila berbau, warna berubah, segera periksa. (Salmah, 2006).
e.
Perubahan pada kulit
Pada kulit terjadi perubahan pigmen dan
hiperpigmentasi karena pengaruh hormon pigmentasi yang lebih gelap biasanya
terjadi pada puting, areola mammae, wajah (Cloasma gravidarum), garis tengah
abdomen (linea nigra), dan streach mark terjadi akibat peregangan kulit yang
berlebihan. Pigmentasi biasanya berkurang setelah melahirkan, tetapi puting
wanita multipara akan tetap berwarna coklat (Helen, 2009).
f.
Edema pada kaki
Pertumbuhan janin akan meningkatkan tekanan pada
daerah kaki dan pergelangan kaki, disebabkan oleh perubahan hormonal yang
menyebabkan retensi cairan (Suririnah, 2006).
Edema biasa akan timbul bila berdiri dan duduk
lama,postur tubuh jelek, tidak latihan fisik,baju ketat. Cara mengatasinya
asupan cairan dibatasi hingga berkemih secukupnya saja, bila istirahat posisi
kaki lebih tinggi dari kepala (Salmah, 2006).
g.
Perubahan berat badan
Peningkatan berat badan ibu selama kehamilan
menandakan adaptasi ibu terhadap pertumbuhan janin. Banyak faktor yang
mempengaruhi peningkatan berat badan antara lain adanya edema, proses metabolisme,
pola makan, muntah dan merokok. Penambahan total rata-rata berat badan normal
berkisar antara 11-12 kilogram (Salmah, 2006).
h.
Sakit di perut bagian bawah
Pada kehamilan 18-24 minggu ibu hamil akan merasakan
nyeri di perut bagian bawah yang seperti ditusuk atau seperti tertarik di dua
sisi. Hal ini terjadi karena peregangan ligamentum dan otot untuk menahan rahim
yang semakin membesar. Biasanya nyeri hanya sebentar dan tidak menetap, dapat
diatasi dengan duduk atau berbaring dengan posisi yang nyaman.
i.
Sakit pada punggung
Berat uterus dan isinya menyebabkan perubahan pada
lekungan tulang. Karena meningkatkan beban berat yang ibu bawa maka
mengakibatkan bagian punggung terasa sakit. Untuk itu hindari mengangkat benda
yang berat, pakailah sepatu tumit yang rendah, berdiri dan berjalan dengan
punggung dan bahu yang tegak. (Suririnah, 2006).
j.
Perasaan terbakar pada dada
Persaan ini timbul pada ibu hamil trimester kedua,
hali ini dikarenakan hormon progesteron meningkat yang menyebabkan relaksi dari
otot saluran cerna dan juga karena rahim yang semakin membesar yang mendorong
bagian atas perut, sehingga mendorong asam lambung naik ke kerongkongan
(Suririnah, 2006). Perasaan ini dapat dihindari dengan tidak mengkonsumsi
makanan yang mengandung gas, dan berlemak, minum teh herbal, kalau perlu beri
antasida diantara waktu makan (Salmah, 2006).
k.
Rasa kwatir dan cemas
Ini disebabkan karna penyesuaian hormonal dan juga
rasa tanggung jawab baru sebagai seorang calon ibu. Untuk itu cobalah untuk
mencari waktu untuk diri sendiri, relaksi, masase perut, minum susu hangat
(salmah, 2006).
2.
Perubahan
pada Biologis Tubuh
a. Perubahan
pada Sirkulasi Darah
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan
dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan
pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula, mamma dan alat lain-lain yang
memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan seperti telah dikemukan, volume
darah ibu dalam kehamilan betambah secara fisiologik dengan adanya pencairan
darah yang disebut hidremnia. Volume darah akan bertambah banyak kira-kira 25%,
dengan puncak kehamilan 32 minggu diikuti dengan cardiac output yang meninggi
sebanyak kira-kira 30%. Akibat hemodilusi tersebut, yang mulai jelas timbul
pada kehamilan 16 minggu. Ibu yang mempunyai penyakit jantung dapat jatuh dalam
keadaan dekompensasi kordis.
b. Perubahan
pada sistem respirasi
Seorang wanita hamil pada kelanjutan
kehamilannya tidak jarang mengeluh tentang rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini
ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas oleh karena usus-usus tertekan oleh
uterus yang membesar ke arah diagfragma, sehingga kurang leluasa terbentuk.
Untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat kira-kira 20%; seorang wanita
hamil selalu bernafas lebih dalam; dan bagian bawah toraknya juga melebur ke
sisi, yang sesudah partus kadang-kadang menetap jika tidak dirawat dengan baik.
c. Perubahan
pada Sistem Pencernaan
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat
perasaan enek (nausea). Mungkin ini akibat kadar hormon estrogen yang
meningkat. Tonus otot-otot system pencernaan menurun, sehingga mortilitas
seluruh system pencernaan juga bekurang. Makanan lebih lama berada di dalam
lambung dan apa yang telah dicernakan lebih lama berada dalam usus-usus, yang
memang baik untuk resorpsi akan tetapi menimbulkan pula obstipasi yang memang
merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil. Tidak jarang dijumpai pada
bulan-bulan pertama kehamilan gejala muntah (emesis) biasanya sering dan
terlalu banyak dikeluarkan, disebut hiperemesis gravidarum, keadaan ini
patologis.
d. Perubahan
pada Sistem Perkemihan
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung
kencing tertekan oleh uterus yang mulai membesar, sehingga timbul sering
kencing. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus gravidus
keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun
ke bawah pintu atas panggul, keluhan sering kencing akan timbul lagi karena
kandung kencing mulai tertekan kembali. Dalam kehamilan ureter kanan dan kiri
membesar karena pengaruh progesteron. Akan tetapi ureter kanan lebih membesar
dari pada ureter kiri, karena mengalami lebih banyak tekanan dibandingkan
dengan ureter kiri. Hal ini disebabkan oleh karena uterus lebih sering memutar
ke arah kanan. Mungkin karena orang bergerak lebih sering memakai tangan
kanannya, atau disebabkan oleh letak kolon dan sigmoid yang berada di belakang
kiri uterus. Akibat tekanan pada ureter kanan tersebut, lebih sering dijumpai
hidraureter destra dan pielitis dekstra.
e. Perubahan
pada Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan
hiperpigmentasi alat-alat tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh
Melanophore Stimulating Hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini adalah salah satu
hormon yang juga dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang
terdapat deposit pigmen patia dahi, pipi, dan hidung dikenal sebagai kloasina
gravidarum.
2.2.2. Primigravida
Primigravida adalah seorang
wanita yang hamil untuk pertama kali. Wanita yang pertama kali hamil sedangkan
umurnya dibawah 20 tahun disebut pimigravida muda. Usia terbaik untuk seorang
wanita hamil antara usia 20 tahun hingga 35 tahun. Sedangkan wanita yang
pertama hamil pada usia diatas 35 tahun
disebut primigravida tua. Primigravida muda termasuk didalam kehamilan risiko
tinggi (KRT) dimana jiwa dan kesehatan ibu dan atau bayi dapat terancam. Risiko
kematian maternal pada primigravida muda jarang dijumpai dari pada primigravida
tua. Dikarenakan pada primigravida muda dianggap kekuatannya masih baik.
Sedangkan pada primigravida tua risiko kehamilan meningkat bagi sang ibu yang
dapat terkena preeklamsia/ eklamsia (Manuaba, 2007).
Sedangkan Menurut Nell Ibu primigravida
adalah seorang wanita yang pertama kali hamil. Selanjutnya menurut Sastrowinoto
bahwa kehamilan terjadi kalau ada pertemuan dan pertemuan antara sel telur
(ovum) dan sel mani (spermatozoa). Arti hamil atau kehamilan adalah suatu
keadaan dalam seseorang wanita mengandung sel telur dibuahi oleh sperma,
sebagian tubuh ibu hamil tersebut mengadakan keseimbangan untuk menyesuaikan diri
dengan adanya individu tersebut. (Sarwono Prawirohardjo, 2005)
2.3 Perawatan Payudara
Perawatan payudara adalah perawatan yang dilakukan
pada payudara agar dapat menyusui dengan lancar dan mencegah masalah-masalah
yang sering timbul pada saat menyusui. (Mulyaningsih, 2008).
Pengertian perawatan payudara menurut (BroEndrow,
2008) mengatakan bahwa perawatan payudara adalah suatu cara yang dilakukan
untuk merawat payudara agar air susu keluar dengan lancar.
Dari beberapa definisi diatas dapat penulis simpukan bahwa
perawatan payudara adalah suatu bentuk cara perwatan payudara yang dilakukan
pada payudara agar air susu dapat keluar dengan lancar serta mencegah
masalah-masalah yang timbul jika perawatan payudara tidak dilakukan dengan
baik.
1.
Manfaat Perawatan Payudara
a.
Menjaga kebersihan payudara, terutama kebersihan puting
susu agar terhindar dari infeksi
b.
Melunakan serta memperbaiki bentuk puting susu sehingga
bayi dapat menyusui dengan baik.
c.
Merangsang kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi
ASI lancar.
d.
Mengetahui secara dini kelainan puting susu dan
melakukan usaha-usaha untuk mengatasinya.
e.
Persiapan psikis ibu menyusui.
f.
Mencegah bendungan / pembengkakan pada payudara
2.
Waktu Pelaksanaan :
Menurut Bangfad (2008), bahwa waktu pelaksanaan
perwatan payudara adalah :
a.
Pertama kali dilakukan pada trimester ke II
b.
Dilakukan minimal dua kali dalam sehari.
Perawatan payudara
dianjurkan mulai dilakukan setelah kehamilan berusia 5-6 bulan. Sebab, jika
sejak awal kehamilan kita sudah melakukan perangsangan puting, misalnya bukan
hasil yang baik, tapi malah bisa menimbulkan kontraksi rahim.
Bila seorang ibu hamil
tidak melakukan perawatan payudara
dengan baik dan hanya melakukan perawatan menjelang melahirkan atau setelah
melahirkan maka sering dijumpai masalah-masalah yang akan merugikan ibu dan
bayi, diantaranya ASI tidak keluar, puting susu tidak menonjol, produksi ASI
sedikit, infeksi pada payudara, dan lain-lain. Masalah-masalah tersebut bisa
dicegah dengan melakukan perawatan payudara sedini mungkin.
Perawatan payudara pada ibu hamil bisa dilakukan :
1.
Umur Kehamilan 3 Bulan
Periksa puting susu untuk mengetahui apakah puting susu datar atau
masuk ke dalam dengan cara memijat dasar puting susu secara perlahan. Puting
susu yang normal akan menonjol keluar. Apabila puting susu tetap datar atau
masuk kembali ke dalam payudara maka sejak hamil 3 bulan harus dilakukan
perbaikan agar bisa menonjol.
Caranya adalah dengan menggunakan kedua jari telunjuk atau ibu jari
daerah di sekitar puting susu diurut ke arah berlawanan menuju ke dasar
payudara sampai semua daerah payudara. Dilakukan sehari dua kali selama 6
menit.
2.
Umur kehamilan 6-9
bulan
a. Pemijatan
Pemijatan dapat dilakukan saat mandi. Bersihkan payudara memakai
air, lalu pijat dengan menggunakan baby oil atau minyak kelapa. Pemijatan
dilakukan dengan memakai kedua tangan, sekeliling payudara diurut memutar
searah jarum jam dan kemudian berbalik arah/berlawanan jarum jam. Setelah itu
lakukan pengurutan dari bawah menuju puting, namun putingnya sendiri tak perlu
dipijat karena tak berkelenjar tapi hanya merupakan saluran air susu.
Setelah pemijatan, ketuk-ketuklah payudara memakai ujung jari atau
ujung ruas jari. Gunanya agar sirkulasi darah bekerja lebih baik. Selanjutnya
puting dibersihkan dengan menggunakan kapas dan minyak/baby oil. Minyak ini
berguna melenturkan dan melembabkan puting agar saat menyusui kelak puting
tidak mudah lecet. Terakhir, bersihkan payudara dan puting memakai air hangat
dan dingin. Tujuannya untuk memperlancar sirkulasi darah. Setelah itu keringkan
pakai handuk.
b.
Senam payudara
Sebaiknya payudara juga dirawat dengan melakukan senam. Manfaatnya
untuk memperkuat otot pektoralis di dada, sehingga memadatkan payudara dan
merangsang produksi ASI agar lebih baik.
Senamnya bisa dilakukan sebelum atau sesudah mandi. Ada dua macam
senam yang bisa dilakukan, yaitu:
1)
Posisi berdiri, tangan kanan
memegang bagian lengan bawah kiri dekat siku, sebaliknya tangan kiri memegang
lengan bawah kanan (seperti orang bersidekap). Kemudian tekan kuat-kuat ke arah
dada dengan cara mempererat pegangan, sehingga terasa tarikannya pada otot-otot
di dasar payudara. Selanjutnya lemaskan kembali. Lakukan berulang-ulang hingga
30 kali.
2)
Pegang bahu dengan kedua ujung
tangan, kemudian siku diputar ke depan sehingga lengan bagian dalam memijat
payudara ke arah atas. Diteruskan gerakan tangan ke atas ke belakang dan
kembali pada posisi semula. Lakukan latihan ini 20 kali putaran.
c.
Memakai bra yang pas
Untuk mengatasi rasa tidak enak pada saat payudara membesar,
pakailah bra yang pas dan bisa menyangga. Jangan pakai yang terlalu ketat atau
longgar, tapi harus benar-benar pas sesuai ukuran payudara saat itu dan dapat
menopang perkembangan payudara.
Selalu jaga kebersihan payudara dan pilih bra berbahan katun yang
dapat menyerap keringat. Karena jika payudara terserang jamur dan diabaikan,
jamur dapat menular ketika si kecil menyusui. Segera berobat ke dokter agar
jamur dapat dibasmi dengan tuntas.
BAB III
KERANGKA
KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep tentang penelitian Hubungan Pengetahuan
Ibu Primigravida Dengan Perawatan Payudara Pada Saat Ibu Hamil Tahun 2012.
Pengetahuan Ibu Primigravida
|
Perawatan
payudara pada
Ibu
hamil
|
: Diteliti
|
Keterangan :
|
Sumber : (Hanifa, 2008)
25
|
3.2. Definisi Operasional
Definisi
operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud, atau tentang
apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan. (Notoatmodjo, 2010).
No
|
Variabel
|
Definisi Operasional
|
Cara Pengukuran
|
Hasil Ukur
|
Skala
|
1.
|
Pengetahuan
|
Apa yang diketahui oleh sampel tentang
perawatan payudara pada ibu hamil
|
Kuisioner
|
1. Baik
(76-100%)
2. Cukup
(56-75%)
3. Kurang
(≤55%)
|
Ordinal
|
2
|
Perawatan
payudara
|
Suatu tindakan yang dilakukan oleh sampel
untuk merawat payudara untuk memperlancarkan pengeluaran ASI
|
Kuisioner
|
1. Melakukan
perawatan payudara
2. Tidak
melakukan perawatan payudara
|
Ordinal
|
3.3. Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah sebuah pernyataan tentang
hubungan yang diharapkan antara
dua variabel atau lebih yang dapat diuji secara empiris. (Notoatmodjo, 2010).
1.
H0 : Tidak
ada hubungan pengetahuan ibu primigravida
tentang perawatan payudara pada ibu hamil di Puskesmas Labuhan Lombok.
2.
Ha : Ada
hubungan pengetahuan ibu primigravida tentang
perawatan payudara pada ibu hamil di Puskesmas Labuhan Lombok.
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif analitik dengan
rancangan cross sectional yaitu
setiap subjek penelitian hanya di observasi satu kali saja dan pengukuran
terhadap variabel dilakukan pada saat yang sama (Notoatmodjo, 2010).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan
pengetahuan ibu primigravida dengan perawatan payudara pada ibu hamil di
Puskesmas Labuhan Lombok Tahun 2012.
4.2. Tempat
dan Waktu Penelitian
1.
Tempat
Penelitian
Tempat
penelitian telah dilaksanakan di Puskesmas Labuhan Lombok Tahun 2012, alasannya
pemilihan tempat adalah :
a. Karena
di Puskesmas Labuhan Lombok Tahun 2012 masih banyak terdapat ibu hamil yang belum mengetahui
tentang bagaimana cara merawat payudara dengan baik.
b. Belum
pernah dilakukan penelitian yang serupa ditempat ini.
c. Lokasi
mudah dijangkau oleh peneliti
2.
Waktu
Penelitian
28
|
4.3. Populasi dan Sampel
4.3.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya
(Sugiono,2008). Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh ibu primigravida sebanyak 102 ibu di Puskesmas
Labuhan Lombok periode Februari – Juni Tahun 2012.
4.3.2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili
seluruh populasi. (Notoatmodjo, 2010).
4.3.2.1
Perkiraan
Besar Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
ibu primigravida di Puskesmas Labuhan Lombok tahun 2012. Untuk mencari besarnya
sample di hitung dengan menggunakan rumus Notoatmodjo :
n=
n=
dibulatkan menjadi 50
Keterangan :
n = Besar Sampel
N = Besar Populasi
d = Nilai kritis (batas ketelitian)
Jadi perkiraan besar sampel dalam penelitian ini adalah 50 sampel.
4.3.2.2
Kriteria
Inklusi
Adapun kriteria inklusi sebagai berikut:
1.
Ibu hamil yang bersedia menjadi sampel penelitian.
2.
Ibu hamil yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Labuhan
Lombok.
3.
Ibu
hamil yang datang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas
Labuhan Lombok periode Februari – Juni tahun 2012.
4.
Ibu hamil trimester II dan III
4.3.2.3 Kriteria Eksklusi
Adapun kriteria ekslusi
sebagai berikut:
1.
Ibu hamil yang tidak bersedia menjadi sampel
2. Ibu
hamil yang tidak tinggal di wilayah kerja Puskesmas Labuhan Lombok
3. Ibu
hamil yang tidak datang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Labuhan Lombok.
4.3.3. Tehnik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini akan dilakukan
dengan cara Accidental Sampling yaitu teknik sampling dilakukan apabila
pemilihan anggota sampelnya di lakukan terhadap orang atau benda yang kebetulan
yang dijumpai. Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah semua
ibu primigravida di Puskesmas Labuhan Lombok Tahun 2012 sebanyak 50 orang.
4.4. Prosedur Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan oleh peneliti sendiri
setelah mendapatkan izin penelitian dari kampus Jurusan Program DIII Kebidanan
UNW Mataram. Setelah mendapatkan persetujuan peneliti melaksanakan pengambilan
data di Puskesmas Labuhan Lombok sesuai dengan kriteria data yang dilakukan
peneliti.
4.5. Metode Pengumpulan Data
1.
Jenis Data Yang Dikumpulkan
a.
Data Primer
1)
Data tentang identitas ibu primigravida meliputi, umur,
pendidikan, pekerjaan.
2)
Data tentang pengetahuan ibu primigravida
3)
Data tentang perawatan payudara ibu primigravida
dikumpulkan dengan wawancara langsung dengan menggunakan alat bantu kuisioner.
b.
Data Sekunder
Data gambaran umum, sarana dan prasarana kesehatan yang dimiliki, data
jumlah ibu primigravida dan data lain yang mendukung penelitian serta data
demografi Puskesmas Labuhan Lombok Tahun 2012.
2.
Cara Pengumpulan Data
a.
Data Primer
1)
Data tentang identitas ibu primigravida meliputi, umur,
pendidikan, pekerjaan diperoleh dengan menggunakan alat bantu berupa wawancara
dan kuesioner.
2)
Data tentang pengetahuan ibu primigravida diperoleh
dengan menggunakan alat bantu berupa wawancara dan kuesioner.
3)
Data kepuasan ibu primigravida yang diberikan oleh
bidan dalam melakukan tindakan pertolongan pemeriksaan dan penyuluhan tentang
pentingnya perawatan payudara diperoleh dengan menggunakan alat bantu
kuesioner.
c.
Data gambaran umum, sarana dan prasarana kesehatan dan data jumlah
ibu primigravida diperoleh dengan menggunakan alat bantu wawancara dan
kuesioner.
|
4.6. Instrumen Penelitian
Untuk mengumpulkan data yang diperoleh penulis
menggunakan kuesioner sebagai instrument
penelitian untuk mengumpulkan data. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari sampel dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010).
4.7. Pengolahan Data
Setelah pengumpulan data dilakukan, kemudian data
diolah dengan cara sebagai berikut
1. Editing
Memeriksa
kembali data yang telah terkumpul melalui kuesioner dan memastikan semua jawaban sampel terisi
sesuai pernyataan. Jika terdapat kuesioner yang belum terisi atau tidak sesuai
dengan petunjuk atau antara pertanyaan jawaban tidak sesuai, maka sampel
dipersilahkan untuk mengisi kembali kuesioner yang masih kosong dan tidak
sesuai.
2. Skoring dan Koding
Skoring dan
Koding merupakan kegiatan pemberian skor
dan kode berupa numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa
kategori :
a.
Data tentang
Pengetahuan
Data
tentang pengetahuan ibu diolah dengan skor dimana skor jawaban yang tertinggi
untuk masing-masing pertanyaan dalam kuesioner adalah 3, dan skor terendah
adalah 1, kemudian skor dijumlah dan dibagi dengan skor maksimal kemudian
dikalikan dengan 100%. Sehingga secara matematis dapat dirumuskan sebagai
berikut:
P =
P = Persentase
skor perolehan
Sp = Skor yang diperoleh
Sm = Skor maksimal
Kemudian
data pengetahuan
dikelompokkan dalam tiga kategori:
1)
Baik, jika 76%-100%
2)
Cukup, jika 56%-75%
3)
Kurang, jika ≤ 55%.
b. Data
karaktestik
sampel yang meliputi :
1)
Umur diolah dan dikelompokkan menurut :
a)
< 20 tahun : Resiko Tinggi (
kode 1 )
b)
20 – 35 tahun : Resiko (
kode 2 )
c)
>35 tahun : Resiko Tinggi (
kode 3 )
2)
Pekerjaan diolah dan dikelompokkan
menurut :
a)
Bekerja (
kode 1 )
b)
Tidak bekerja ( kode 2 )
3)
Pendidikan diolah dan dikelompokkan
menurut :
a)
Tinggi ( kode 1 )
b)
Menengah (
kode 2 )
c)
Dasar (
kode 3 )
c. Data
perawatan payudara dikelompok dalam dua kategori :
a) Melakukan
perawatan payudara ( kode
1 )
b) Tidak
melakukan perawatan payudara ( kode
2 )
3.
Tabulating
Tabulasi adalah kegiatan memasukkan data yang telah di
kumpulkan ke master tabel atau data base computer, kemudian membuat distribusi
frekuensi sederhana atau membuat tabel
kontigensi. Dan tabulasi silang antara variabel pengetahuan ibu primigravida
dan cara merawat payudara.
4.8. Analisis Data
Untuk
menganalisis hubungan pengetahuan ibu primigravida dengan perawatan payudara
pada ibu hamil digunakan tabel silang dengan uji Chi Square (kai kuadrat).
4.8.1.
Analisa
Univariat
Digunakan
untuk menggambarkan karakteristik yang dijadikan subyek penelitian. Analisa
yang digunakan yaitu dengan deskriptif menggunakan tabulasi distribusi frekuensi dari variabel
yang dipelajari.
4.8.2.
Analisa
Bivariat
Analisa
yang dilakukan terhadap dua variable atau lebih yang diduga berhubungan
meliputi satu variabel independen yaitu pengetahuan ibu pimigravida dan
variabel dependen yaitu perawatan payudara pada ibu hamil dengan menggunakan tabulasi
silang antara pengetahuan ibu primigravida dengan perawatan payudara pada ibu
hamil, kemudian untuk analisis hubungan
menggunakan Uji
Chi Square dengan program SPSS for windows versi 17.
Hasil Uji Statistik :
Ho
ditolak : Bila c2 hitung > c2 tabel
dan atau p value < α (0,05)
artinya ada hubungan antara pengetahuan ibu primigravida dengan perawatan payudara pada ibu hamil.
Ho
diterima : Bila c2 hitung < c2 tabel
dan atau p value > α (0,05)
artinya tidak ad a hubungan antara pengetahuan ibu primigravida dengan perawatan payudara pada ibu hamil.
4.9.
Jadwal Kegiatan Penelitian
Tabel 4.1. Jadwal Kegiatan Penelitian
No
|
Kegiatan
|
Waktu
Penelitian
|
|||||||||||||||||||
Mei 2012
(Minggu Ke-)
|
Juni 2012
(Minggu Ke-)
|
Juli 2012
(Minggu
Ke-)
|
Agustus 2012
(Minggu Ke-)
|
September
2012
(Minggu
Ke-)
|
|||||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1.
|
Ujian Proposal dan Perbaikan
|
||||||||||||||||||||
2.
|
Observasi dan penelitian
|
||||||||||||||||||||
3.
|
Pengolahan Data
|
||||||||||||||||||||
4.
|
Penulisan dan Penyusunan Penelitian
|
||||||||||||||||||||
5
|
UJian KTI dan Perbaikan
|
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1
Gambaran
Umum Wilayah Puskesmas Labuhan Lombok
Puskesmas Labuhan Lombok
terletak di Desa Labuhan Lombok Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur
dengan wilayah kerja meliputi 2 ( dua) desa yaitu Desa Labuhan Lombok dan Desa
Pringgabaya, dengan luas wilayah kerja secara keseluruhan adalah 96,25 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 40.270 jiwa.
Kepadatan penduduk rata rata wilayah kerja Puskesmas Labuhan Lombok adalah 431
jiwa.km2
Batas batas wilayah
Puskesmas Labuhan Lombok adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kecamatan Sambelia
Sebelah Selatan : Desa Batu yang Kecamatan
Sebelah Timur : Selat Alas
Sebelah Barat : Desa Selaparang Kecamatan Suela
Jarak Puskesmas induk terhadap ibukota kecamatan ± 7 km, dan
terhadap ibukota kabupaten ± 30 km, keduanya dapat ditempuh dengan roda dua
maupun roda empat.
5.1.1
Kependudukan
38
|
Tabel 5.1 Distribusi
Penyebaran Penduduk Di Wilayah Puskesmas Labuhan Lombok Tahun 2012
No
|
D e s a
|
Jumlah
|
Persentase
|
1
|
Labuhan
Lombok
|
21,193
|
52,6
|
2
|
Pringgabaya
|
19,077
|
47,4
|
Puskesmas
|
40,270
|
100,0
|
Sumber : Profil
Puskesmas Labuhan Lombok Tahun 2012
Pada tabel 5.1
menunjukan bahwa jumlah penduduk terbanyak adalah Desa Labuhan Lombok yaitu lebih dari 50 %,
sedangkan Desa Pringgabaya kurang dari 50 % yaitu sekitar 47,4 %. Lebih sedikit
dibanding Desa Labuhan Lombok.
5.1.2
Tingkat
Pendidikan
Tingkat pendidikan
merupakan salah satu indikator penting dalam penentuan pencapaian angka Indek
Pembanguan Manusia (IPM) yang tinggi bagi suatu daerah. Tingkat Pendidikan
penduduk di wilayah kerja Puskesmas Labuhan Lombok sebagian besar
adalah tamta Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama (SLTP), rincian secra lengkap pada tabel 4.2
Tabel 5.2 Distribusi Penduduk di Wilayah Kerja
PuskesmasLabuhan Lombok Berdasarkan Tingkat Pendidikan 2012
No
|
Tingkat
Pendididkan
|
Labuhan Lombok
|
Pringgabaya
|
||
JML
|
%
|
JML
|
%
|
||
1
|
TTSD - SD
|
2249
|
36,9
|
2723
|
48.8
|
2
|
SD – SLTP
|
2797
|
45,9
|
1857
|
33.4
|
3
|
SLTA
|
742
|
12,1
|
795
|
14.3
|
4
|
PT
|
308
|
5,1
|
197
|
3.5
|
JUMLAH
|
6096
|
100.0
|
5572
|
100.0
|
Sumber : Profil
Puskesmas Labuhan Lombok Tahun 2012
5.2
Identifikasi
Karakteristik Responden
5.2.1
Umur
Untuk mengetahui
distribusi jumlah responden berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada tabel
5.3 berikut :
Tabel 5.3. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Kelompok Umur di
Puskesmas Labuhan Lombok Tahun 2012.
No
|
Umur
|
n
|
%
|
1
|
<20 tahun
|
4
|
8,0
|
2
|
20-35 tahun
|
36
|
72,0
|
3
|
>35 tahun
|
10
|
20,0
|
Jumlah
|
50
|
100,0
|
Sumber : Data primer diolah
Pada tabel 5.3
diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 20-35 tahun sebanyak
36 orang (72,0%) dan sebagian kecil responden berumur <20 tahun sebanyak 4
orang (8,0%).
5.2.2
Pendidikan
Untuk mengetahui
distribusi jumlah responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel 5.4
berikut :
Tabel 5.4. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan di
Puskesmas Labuhan Lombok Tahun 2012.
No
|
Pendidikan
|
n
|
%
|
1
|
Dasar
|
12
|
24,0
|
2
|
Menengah
|
24
|
48,0
|
3
|
Tinggi
|
14
|
28,0
|
Jumlah
|
50
|
100,0
|
Sumber : Data primer diolah
Pada tabel 5.4
diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan menengah sebanyak
24 orang (48,0%) dan sebagian kecil responden berpendidikan dasar sebanyak 12
orang (24,0%).
5.2.3
Pekerjaan
Untuk mengetahui
distribusi jumlah responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada tabel 5.4
berikut :
Tabel 5.5. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan di
Puskesmas Labuhan Lombok Tahun 2012.
No
|
Pekerjaan
|
n
|
%
|
1
|
Bekerja
|
39
|
78,0
|
2
|
Tidak Bekerja
|
11
|
22,0
|
Jumlah
|
50
|
100,0
|
Sumber : Data primer diolah
Pada tabel 5.5
diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah bekerja sebanyak 39
orang (78,0%) dan sebagian kecil responden adalah tidak bekerja sebanyak 11
orang (22,0%).
5.3
Identifikasi
Pengetahuan Ibu Primigravida Pada Ibu Hamil
Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau
hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya.
Pengetahuan dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi seseorang terhadap
objek. Pengetahuan ibu primigravida pada ibu hamil di Puskesmas Labuhan Lombok
di bagi menjadi tiga yaitu baik, cukup dan kurang. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 5.1 berikut :
Tabel 5.6 Distribusi Sampel
Berdasarkan Pengetahuan Ibu Primigravida Pada Ibu Hamil di Puskesmas Labuhan
Lombok Tahun 2012.
No
|
Pengetahuan
|
n
|
%
|
1
|
Baik
|
26
|
52.0
|
2
|
Cukup
|
19
|
38.0
|
3
|
Kurang
|
5
|
10.0
|
Jumlah
|
50
|
100
|
Sumber : data primer diolah
Pada tabel 5.6 di atas menunjukkan bahwa dari 50
responden sebagian besar ibu primigravida memiliki pengetahuan baik yaitu
sebanyak 26 responden (52,0%) dan sebagian kecil memiliki pengetahuan kurang
yaitu sebanyak 5 responden (10,0%).
Tabel 5.7. Distribusi Silang Tingkat
Pengetahuan Ibu Berdasarkan Umur di Puskesmas Labuhan Lombok Tahun 2012
No
|
Umur
|
Pengetahuan
|
Total
|
||||||
Baik
|
Cukup
|
Kurang
|
|||||||
n
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
||
1
|
<20
tahun
|
0
|
0
|
3
|
6,0
|
1
|
2,0
|
4
|
8,0
|
2
|
20-35
tahun
|
20
|
40,0
|
13
|
26,0
|
3
|
6,0
|
36
|
72,0
|
3
|
>35
tahun
|
6
|
12,0
|
3
|
6,0
|
1
|
2,0
|
10
|
20,0
|
Jumlah
|
26
|
52,0
|
19
|
38,0
|
5
|
10,0
|
50
|
100,0
|
Sumber : Data primer
diolah
Pada tabel 5.7 diatas menunjukkan bahwa responden yang
berpengetahuan baik lebih banyak ditemukan pada umur 20-35 tahun sebanyak 20
orang (40,0%), ibu yang berpengetahuan cukup lebih banyak ditemukan pada ibu
yang berumur 20-35 tahun (26,0%) dan responden yang berpengetahuan kurang lebih
banyak ditemukan pada umur 20-35 tahun sebanyak 3 orang (6,0%).
Tabel 5.8. Distribusi Silang Tingkat Pengetahuan Ibu Berdasarkan
Pendidikan di Puskesmas Labuhan Lombok Tahun 2012
No
|
Pendidikan
|
Pengetahuan
|
Total
|
||||||
Baik
|
Cukup
|
Kurang
|
|||||||
n
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
||
1
|
Dasar
|
0
|
0
|
8
|
16,0
|
4
|
8,0
|
12
|
24,0
|
2
|
Menengah
|
15
|
30,0
|
8
|
16,0
|
1
|
2,0
|
24
|
48,0
|
3
|
Tinggi
|
11
|
22,0
|
3
|
6,0
|
0
|
0
|
14
|
28,0
|
Jumlah
|
26
|
52,0
|
19
|
38,0
|
5
|
10,0
|
50
|
100,0
|
Sumber : Data primer
diolah
Pada tabel 5.8 diatas menunjukkan bahwa responden yang
berpengetahuan baik lebih banyak ditemukan pada pendidikan menengah sebanyak 15
orang (30,0%), ibu yang berpengetahuan cukup lebih banyak ditemukan pada pendidikan
dasar dan menengah sebanyak 8 orang (16,0%) dan responden yang berpengetahuan
kurang lebih banyak ditemukan pada pendidikan dasar sebanyak 4 orang (8,0%).
Tabel 5.9. Distribusi Silang Tingkat Pengetahuan Ibu Berdasarkan
Pekerjaan di Puskesmas Labuhan Lombok Tahun 2012
No
|
Pekerjaan
|
Pengetahuan
|
Total
|
||||||
Baik
|
Cukup
|
Kurang
|
|||||||
n
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
||
1
|
Bekerja
|
24
|
48,0
|
12
|
24,0
|
3
|
6,0
|
39
|
78,0
|
2
|
Tidak
Bekerja
|
2
|
4,0
|
7
|
14,0
|
2
|
4,0
|
11
|
22,0
|
Jumlah
|
26
|
52,0
|
19
|
38,0
|
5
|
10,0
|
50
|
100,0
|
Sumber : Data primer
diolah
Pada tabel 5.9 diatas menunjukkan bahwa responden yang
berpengetahuan baik lebih banyak ditemukan pada ibu yang bekerja sebanyak 24
orang (48,0%), ibu yang berpengetahuan cukup lebih banyak ditemukan pada ibu
yang bekerja sebanyak 12 orang (24,0%) dan responden yang berpengetahuan kurang
lebih banyak ditemukan pada ibu yang bekerja sebanyak 3 orang (6,0%).
5.4
Identifikasi
Perawatan Payudara pada Ibu hamil
Perawatan payudara pada ibu hamil merupakan suatu
tindakan yang dilakukan untuk merawat payudara selama masa menyusui dengan
tujuan untuk memperlancar pengeluaran ASI. Perawatan payudara pada ibu hamil di
Puskesmas Labuhan Lombok dibagi menjadi dua bagian yaitu dilakukan perawatan
dan tidak dilakukan perawatan seperti yang tertera pada tabel 5.2 berikut :
Tabel 5.10 Distribusi
Sampel Berdasarkan Perawatan Payudara Ibu Hamil di Puskesmas Labuhan Lombok
Tahun 2012.
No
|
Perawatan Payudara
Ibu Hamil
|
n
|
%
|
1
|
Dirawat
|
43
|
86.0
|
2
|
Tidak di rawat
|
7
|
14.0
|
Jumlah
|
50
|
100
|
Sumber : Data primer diolah
Pada tabel 5.10
di atas menunjukkan bahwa dari 50 responden sebagian besar ibu hamil yang melakukan
perawatan payudara sebanyak 43 responden (86,0%) dan sebagian kecil ibu hamil yang
tidak melakukan perawatan payudara sebanyak 7 responden (14,0%).
5.5
Analisa
Hubungan Pengetahuan Ibu Primigravida dengan Perawatan Payudara Pada Ibu Hamil
di Puskesmas Labuhan Lombok Tahun 2012.
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu primigravida
dengan perawatan payudara pada ibu hamil di Puskesmas Labuhan Lombok tahun 2012
dapat dilihat pada tabel 5.3. berikut :
Tabel 5.11. Tabulasi Pengetahuan Ibu Primigravida dengan Perawatan
Payudara Pada Ibu Hamil di Puskesmas Labuhan Lombok Tahun 2012.
No
|
Pengetahuan
|
Perawatan Payudara
Ibu Hamil
|
Total
|
P=value
|
||||
Dirawat
|
Tidak Dirawat
|
|||||||
n
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
0,001
|
||
1
|
Baik
|
26
|
52.0
|
0
|
0
|
26
|
52.0
|
|
2
|
Cukup
|
15
|
30.0
|
4
|
8.0
|
19
|
38.0
|
|
3
|
Kurang
|
2
|
4.0
|
3
|
6.0
|
5
|
10.0
|
|
Jumlah
|
43
|
86.0
|
7
|
14.0
|
50
|
100.0
|
Pada tabel 5.11. di atas menunjukkan bahwa dari 50 responden
pada ibu hamil yang melakukan perawatan payudara lebih banyak ditemukan pada
ibu yang memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 26 responden (52.0%) dan yang
tidak melakukan perawatan payudara lebih banyak ditemukan pada ibu yang
memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 4 responden (8.0%).
Dari hasil analisis uji statistik dengan menggunakan chi square diperoleh nilai p = 0,001,
dengan batas kritis α = 0,05 maka
(p<α), karena p < 0,05 artinya Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu
primigravida dengan perawatan payudara pada ibu hamil.
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Karakteristik Responden
6.1.1
Umur
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap 50 responden dapat
diketahui bahwa sebagian besar responden berumur 20-35 tahun sebanyak 36 orang
(72,0%) dan sebagian kecil responden berumur <20 tahun sebanyak 4 orang
(8,0%).
Dari hasil
penelitian tersebut diatas peneliti berasumsi bahwa banyaknya responden yang
memiliki umur 20-35 tahun merupakan salah satu faktor penting yang dapat
mempengaruhi ibu primigravida dalam melakukan perawatan payudara. Semakin cukup
umur seseorang maka semakin bertambah tingkat pengetahuan yang dimilikinya.
Sehingga pola pikir dan daya tangkap yang dimilikinya juga akan semakin
berkembang dalam melakukan perawatan terhadap payudaranya.
46
|
Sedangkan
menurut penelitian yang dilakukan oleh Hamli (2006) di RSUD Lampung bahwa dari
45 responden terdapat sebanyak 29 orang (64,4%) berumur 20-35 tahun ibu
primigravida yang melakukan perawatan payudara. Pada dasarnya daya ingat
seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Semakin cukup umur seseorang
maka semakin baik pula tingkat pengetahuannya yang dimilikinya dalam melakukan
perawatan payudara.
Dengan demikian
berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, beberapa teori
dan penelitian orang lain terdapat kesamaan bahwa bertambahnya umur seseorang
dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi
pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau
mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.
6.1.2
Pendidikan
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap 50 responden dapat
diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan menengah sebanyak 24
orang (48,0%) dan sebagian kecil responden berpendidikan dasar sebanyak 12
orang (24,0%).
Menurut asumsi
peneliti berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas bahwa banyaknya responden
yang berpendidikan memengah merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
ibu primigravida dalam melakukan perawatan payudara. Semakin cukup tingkat
pendidikan yang ditempuh oleh seseorang maka semakin cukup pula tingkat
pengetahuan yang dimilikinya. Sehingga seseorang bisa bisa menentukan sikap
dalam mengambil tindakan yang tepat dalam melakukan perawatan payudara.
Sedangkan
menurut teori yang disampaikan oleh Hendra (2008) Tingkat pendidikan turut
menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang
mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin semakin
baik pula pengetahuanya. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa seseorang yang
memiliki pendidikan cukup juga memiliki pengetahuan yang memadai dalam
melakukan perawatan payudara.
Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sujiyatni (2009) yang mengatakan bahwa
pendidikan ibu yang cukup mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup tentang
perawatan payudara pada ibu primigravida.
Dengan demikian dari
hasil penelitian, beberapa teori dan penelitian yang dilakukan oleh orang lain
terdapat kesamaan bahwa semakin cukup tingkat pendidikan yang ditempuh oleh
seseorang maka semakin cukup pula tingkat pengetahuan yang dimilikinya tentang
perawatan payudara pada primigravida.
6.1.3
Pekerjaan
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap 50 responden dapat
diketahui bahwa sebagian besar responden adalah bekerja sebanyak 39 orang
(78,0%) dan sebagian kecil responden adalah tidak bekerja sebanyak 11 orang
(22,0%).
Dari hasil
penelitian tersebut diatas dapat diasumsikan bahwa banyaknya responden yang
bekerja merupakan salah satu indikasi yang dapat dijadikan sebagai sumber
informasi oleh ibu primigravida dalam lingkungan kerjanya dengan cara bertukar
pikiran dengan teman sekerjanya tentang berbagai informasi yang berkaitan
dengan perawatan payudara. Semakin banyak informasi yang diperoleh ibu
primigravida maka akan semakin meningkatkan tingkat kesadaran ibu primigravida
dalam melakukan perawatan payudara. Hal ini juga disebabkan oleh tingginya
tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan oleh ibu yang bekerja
jika dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja. Karena pada umumnya ibu yang
bekerja memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini sesuai
dengan teori yang dinyatakan oleh Sujiyatno (2005) yang mengatakan bahwa seseorang
yang bekerja memiliki pengetahuan lebih luas dari pada seseorang yang tidak bekerja
karena dengan bekerja seseorang memiliki banyak waktu untuk mendapatkan
informasi yang akurat tentang cara melakukan perawatan payudara yang baik pada
ibu primigravida.
Sedangkan
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mantra (2009) dalam
penelitiannya di tiga propinsi menyimpulkan bahwa ibu yang bekerja cenderung
memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi, sikap dan perilaku yang baik bila
dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja. Sehingga pemanfaatan pelayanan
kesehatan kecenderungan ibu yang bekerja yang lebih banyak memanfaatkannya.
Jadi dengan
demikian dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, beberapa
teori dan penelitian orang lain terdapat kesamaan bahwa semakin banyak
informasi yang didapatkan oleh ibu primigravida dalam melakukan perawatan
payudara maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuan yang dimilikinya. Bila ibu
selalu memperhatikan kesehatannya maka akan memperkecil faktor risiko atau
komplikasi pada payudara.
6.2 Pengetahuan Ibu Primigravida Pada
Ibu Hamil
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 50
responden dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu primigravida memiliki
pengetahuan baik yaitu sebanyak 26 responden (52,0%) dan sebagian kecil
memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 5 responden (10,0%).
Hal ini sesuai dengan teori yang mengkatakan bahwa
pengetahuan yang didapat baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
dijadikan sebagai motivasi bagi seseorang untuk meningkatkan pola pikir dan
daya tangkap agar pengetahuan yang diterima dapat digunakan dan dimanfaatkan
dengan baik sehingga pengetahuan yang dimilikinya akan semakin baik.
Pengetahuan yang rendah akan mempengaruhi perubahan sikap dan prilaku yang
dapat mempengaruhi tingkat kesadaran dalam mengambil keputusan. (Notoatmodjo,
2003).
Akan tetapi menurut Inwar (2008) mengatakan bahwa pengetahuan dapat
berupa berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan
inderawi. Pengetahuan muncul ketika seorang menggunakan indera atau akal
budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat
atau dirasakan sebelumnya. Misalnya, ketika orang mencicipi masakan yang baru
dikenalnya ia akan mendapatkan makanan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan
aroma masakan tersebut.
51
|
Sedangkan menurut penelitian yang pernah dilakukan
oleh Nur Asiah (2009), di
Puskesmas Simalingkar Medan dengan desain deskriptif. Dari 30 responden didapatkan
hasil analisa data statistik menunjukkan bahwa pengetahuan ibu primigravida
pada ibu hamil yang dapat mempengaruhi perawatan payudara pada ibu hamil dengan
presentase baik 78%, cukup 46,7% dan kurang 43,3%.
Sehingga dengan demikian dari hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh peneliti, pendapat para ahli dan penelitian orang lain
terdapat kesamaan bahwa semakin baik pengetahuan yang dimiliki seseorang maka
daya tangkap dan pola pikirnya akan semakin meningkat yang dapat
mempengaruhinya proses pengambilan keputusan dalam menentukan suatu kebijakan.
6.3 Identifikasi Perawatan Payudara
Pada Ibu Hamil
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti terhadap 50 responden dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu hamil
yang melakukan perawatan payudara sebanyak 73 responden (86,0%) dan sebagian
kecil ibu hamil yang tidak melakukan perawatan payudara sebanyak 7 responden (14,0%).
Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa perawatan
payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai masa menyusui. Hal ini
karena payudara merupakan satu-satu penghasil ASI yang merupakan makanan pokok
bayi yang baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin (Anwar, 2008).
Akan tetapi menurut Mulyaningsih (2008) bahwa perawatan
payudara adalah perawatan yang dilakukan pada payudara agar dapat menyusui
dengan lancar dan mencegah masalah-masalah yang sering timbul pada saat
menyusui.
Perawatan payudara selama kehamilan merupakan salah
satu bagian penting yang harus di perhatikan sebagai persiapan untuk
menyusui. Saat kehamilan payudara akan membesar dan daerah sekitar
putting akan lebih gelap warnanya dan juga lebih sensitive. Semua ini
terjadi untuk persiapan tubuh ibu hamil untuk memberikan makanan pada bayinya
kelak.
Dari beberapa definisi diatas dapat penulis simpukan
bahwa perawatan payudara merupakan suatu bentuk cara perawatan payudara yang
dilakukan pada payudara agar air susu dapat keluar dengan lancar serta mencegah
masalah-masalah yang timbul jika perawatan payudara tidak dilakukan dengan
baik.
Hal ini juga didukung oleh penelitian terdahulu yang
mengatakan bahwa tingkat kesadaran yang dimiliki seseorang merupakan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi perbuatan dan tindakan yang akan dilakukan oleh
seseorang dalam melakukan perawatan payudara. Semakin tinggi tingkat kesadaran
yang dimiliki oleh seseorang maka semakin tinggi pula pengaruh yang akan
ditimbulkan tindakan dalam melakukan perawatan payudara. Nur Kholifah (2006).
Maka berdasarkan dari hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti dan penelitian orang lain bahwa semakin tinggi tingkat
kesadaran yang dimiliki oleh ibu maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuan dalam
melakukan perawatan payudara untuk memperlancar pengeluaran ASI.
6.4 Hubungan Pengetahuan Ibu
Primigravida dengan Perawatan Payudara Pada Ibu Hamil di Puskesmas Labuhan Lombok
Tahun 2012
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti terhadap 50 responden dapat diketahui bahwa ibu hamil yang melakukan
perawatan payudara lebih banyak ditemukan pada ibu yang memiliki pengetahuan
baik yaitu sebanyak 26 responden (52.0%) dan yang tidak melakukan perawatan
payudara lebih banyak ditemukan pada ibu yang memiliki pengetahuan cukup yaitu
sebanyak 4 responden (8.0%).
Pengetahuan seseorang dapat mempengaruhi pola pikir
dan daya tangkap seseorang, semakin baik tingkat pengetahuannya yang dimiliki
seseorang maka semakin baik pula kemampuan, keterampilan dan kesadaran yang
dimiliki oleh ibu hamil dalam melakukan tindakan perawatan payudara selama ibu
hamil. (Depkes, 2003).
Selama kehamilan payudara harus disiapkan untuk
menjalankan fungsinya dalam menghasilkan ASI bagi bayi. Perawatan payudara juga
sangat penting dilakukan selama hamil sampai masa menyusui. Hal ini karena
payudara merupakan salah satu penghasil ASI yang merupakan makanan pokok bayi
yang baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin.
Selain itu juga perawatan payudara pada masa ibu hamil
dilakukan dengan tujuan untuk memelihara kebersihan payudara, melenturkan dan
menguatkan putting susu, mengatasi putting susu datar atau terbenam supaya
dapat menyembul keluar sehingga siap untuk disusukan pada bayinya dan
mempersiapkan produksi ASI. (Anwar, 2008)
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Masri (2005) bahwa
dari 63 responden yang paling banyak melakukan perawatan payudara pada ibu
hamil adalah ibu yang berpengetahuan baik sebesar (56,02%) jika dibandingkan
dengan ibu yang berpengetahuan kurang. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu primigravida dengan perawatan
payudara pada ibu hamil.
Hal ini berarti bahwa ibu hamil yang mempunyai
pengetahuan kurang tidak melakukan perawatan payudara dibandingkan dengan ibu hamil
yang mempunyai pengetahuan baik, sedangkan ibu hamil yang mempunyai pengetahuan
sedang beresiko tidak melakukan perawatan payudara dibandingkan dengan ibu hamil
yang mempunyai pengetahuan baik.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Febriani (2009) diperoleh nilai p = 0,003 (p<0,05), dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan antara pengetahuan dengan perawatan payudara pada ibu hamil.
Sedangkan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti
dengan melakukan uji statistik dengan menggunakan chi square diperoleh nilai xhitung = 32,59 dengan nilai
xtabel = 3,84 (xhitung > xtabel), dan p =
0,001, dengan batas kritis α = 0,05
(p<α), karena 0,001 < 0,05 artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu
primigravida dengan perawatan payudara pada ibu hamil.
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
7.1.1
Pengetahuan
Ibu Primigravida Pada Ibu Hamil
Dari 50 responden dapat diketahui bahwa sebagian besar
ibu primigravida memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 23 responden (46,0%)
7.1.2
Perawatan
Payudara pada Ibu hamil
Dari 50 responden dapat diketahui bahwa sebagian besar
ibu hamil yang melakukan perawatan payudara sebanyak 31 responden (62,0%)
7.1.3
Hubungan
Pengetahuan Ibu Primigravida dengan Perawatan Payudara Pada Ibu Hamil
Dari 50 responden,
ibu hamil yang melakukan perawatan payudara lebih banyak ditemukan pada
ibu yang memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 26 responden (52.0%)
57
|
7.2 Saran
7.2.1
Bagi Penulis
Disarankan kepada peneliti untuk menambah wawasan dan
meningkatkan pengetahuan, khasanah ilmu dan pengalaman dalam melakukan penelitian
dan dapat mengaplikasikannya dalam bidang pendidikan kesehatan khususnya yang
berkaitan dengan perawatan payudara pada ibu hamil.
7.2.2
Bagi
Masyarakat
Disarankan kepada masyarakat khususnya ibu hamil untuk
dapat membuka wawasan tentang pentingnya menjaga kesehatan pada saat hamil dan merawat
payudara saat hamil.
7.2.3
Bagi Tempat
Penelitian
Disarankan kepada para petugas kesehatan terutama bagi
bidan untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya tentang
perawatan payudara pada ibu hamil.
7.2.4
Bagi
Pendidikan
Disarankan kepada institusi pendidikan untuk menambah
referensi atau sumber informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya dan menyediakan
bahan bacaan bagi mahasiswa.
DAFTAR
PUSTAKA
Agung, 2008. Asuhan Kebidanan Patologis. Bandung : Salemba.
Bangfad, 2008. Hamil anggur atau Mola hidatidosa.
Edisi Ketiga. Jakarta : JNPKR-KR.
Dedek, 2008. Informasi Pemodelan dan Pengetahuan. Jakarta :
Publisher.
Jones, Derek Llewellyn, 2005. Fundamentals
Obstetrik dan Ginekologi. Mosby Profesional LTd.
Notoadmojo, S. 2005. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Notoatmodjo, 2010, Metode
Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta. Jakarta : PPKC.
Mandriwati, 2008. Pelayanan Antenatal Pada
Ibu Hamil. Jakarta : EGC.
Manuaba, I.G.B. 2007. Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Mia, S. 2008. Hasil
Informasi Teknologi Global. Bandung : Ganesa.
Mulyaningsih, 2008. Kanker Payudara dan Solusinya.
Jakarta:Media Aesclapius.
Prawirohardjo, S. 2007. Ilmu
Kebidanan. Edisi Keempat Jakarta: BPSP.
Salmah, 2006. Asuhan Kebidanan
Antenatal. Jakarta : EGC.
Saryono dan Pramitasari, R.D. 2009. Perawatan Payudara : Dilengkapi dengan Deteksi Dini Terhadap Penyakit
Kanker Payudara. Jogjakarta : Mitra Cendekia Press.
Sarwono. 2007. Ilmu
Kebidanan. Yogyakarta YBPSP.
Sugiono, 2008, “Metode
Penelitian Administrasi Dilengkapi Metode R & D”, edisi ke 16. Alfabeta
Bandung.
Varney, H. 2009 Buku Ajar
Asuhan Kebidanan Edisi ke-4 Volume. I. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar